Jumat, 28 Maret 2014

MENGONTROL GULA DARAH DENGAN DAUN BINAHONG



     Riset membuktikan daun anrederacordifolia itu mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.
             Gaya hidup
‘Diabetes yang berkepanjangan dapat menyebabkan mata rabun,tuli,jantung koroner,gangguan ginjal,serta inpotensi’,Kadar gula darah tinggi membuat pembulu darah jadi rapuh.data fropil kesehatan Indonesia menunjukkan,pada 2005-2006 diabetes berada pada peringkat ke-9 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit di seluruh Indonesia.pada 2007,posisi itu naik menjadi peringkat ke-6 dengan jumlah kematian 5,7 persen.Dunia kedokteran mengenal 2 jenis diabetes,yakni diabetes tipe 1 dan 2.diabetes tipe 1 di sebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas akibat autoimun,sehingga menjadi defisiensi insulin.diabetes tipe 2, lebih di sebabkan gaya hidup tidak sehat seperti pola makan,obesitas,kurang olahraga,dan kesibukan sebanyak 90 persen penderita diabetes adalah tipe 2.
Terbukti ilmiah
Khasiat binahong sebagai anti diabetes terbukti secara ilmiah . Dr Farida Hayati MSI Apt dan Mir A kamila dari Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, mengujidaun Anredera cordifolia secara praklinis pada hewan pe rcobaan telah diberi 125 mg aloksan / kg bobot badan [BB] agar menjadi diabetes, periset membagi hewan uji ke dalam 5 kelompok. Kelompok 1 sebagai control negative yang hanya diberi akuades.
            Sementara kelompok II            sebagai kontrol psitif. Pada kelompok itu Farida memberikan glibenklamid,obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea yang telah terbukti secara klinis.pada kelompok lll-V,Farida memberikan infus air rebusan daun binahong kering dengan dosis masing-masing 0,2 g, 0,41 g, dan 0,81 g per 200 g bobot badan [BB] tikus.
            Hasilnya,pemberian daun binahong mampu menurunkan glukosa darah tikus pada hari ke-8 dan ke-16 .Efek paling optimal terlihat pada kelompok hewan yang di beri infuse air rebusan 0,81 g daun binahong kering per 200 g BB. Dosis itu mampu menurunkan glukosa darah hingga 24,29 persen.jumlah itu hampir sama dengan kontrol positif yang mencapai 24,75 persen.Artinya,keampuhan air rebusan daun binahong hampir setara obat penurun gula darah.
            ‘kemungkinan kandungan flavonoidnya yang berperan menurunkan glukosa darah,’ ujar Farida Hayati,dokter alumnus Universitas Gajah Mada itu.Flavonoid memiliki cincin benzene dan gugus gula yang reaktif terhadap radikal bebas dan dapat bertindak sebagai senyawa penangkap radikal bebas penyebab diabetes.
            Para herbalis juga meresepkan binahong untuk membantu mengatasi diabetes , ‘ Binahong bersipat membersihkan darah sehingga darah kebali normal,’ Herbalis di Bintaro, Tangerang Selatan, Lukas Tersono Adi. Herbalis yang meresepkan binahong sejak 2004 itu juga menyarankan konsumsi binahong kepada pasien kolestrol, darah tinggi, kanker, dan kista. Binahong juga yang membebaskan diri dari diabetes mellitus.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

Selasa, 18 Maret 2014

SEKILAS TENTANG AMPHETAMIN

 Salah satu produksi bahan kehidupan sehari-hari yang menggunakan bahan dapat diperbaharui adalah produksi amina rantai panjang melalui proses aminasi alkohol rantai panjang. Alkohol rantai panjang yang merupakan bahan yang dapat diperbaharui diperoleh dengan mereduksi metil ester atau asam lemak dari bahan-bahan seperti minyak kelapa, minyak inti sawit dan lemak (Reck, 1985). Amina rantai panjang merupakan turunan dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen telah digantikan oleh gugus alkil dari asam lemak dan bersifat kationik, basa ,dan aktif secara biologis. Amina rantai panjang dapat berupa amina primer, sekunder dan tersier dilihat dari jumlah gugus alkil yang terikat pada atom nitrogen (Gervajio, 2005).
Amphetamine telah disintesis pada tahun 1887 oleh ilmuwan Jerman yang bernama L. Edeleano. Pada tahun 1927, peneliti bernama Gordon Ales dari USA menemukan bahwa amphetamine dapat berefek sebagai pengganti ephedrine. Kemudian, pada tahun 1930 diketahui bahwa amphetamine dapat meningkatkan tekanan darah dan tahun 1932 dipasarkan sebagai ’benzedrine’ secara over the counter inhaler untuk mengobati hidung yang tersumbat (nasal congestion). Selanjutnya, pada tahun 1935 diketahui efek stimulansia dari amphetamine untuk pertama kalinya. Pada tahun 1938, untuk pertamakalinya dipublikasikan hasil laporan bahwa amphetamine dapat menyebabkan addiction (kecanduan) dan penyakit kejiwaan.
Tahun 1940, amphetamine digunakan untuk peningkat performa oleh orang Jepang, Jerman dan Amerika dalam Perang Dunia II. Pada saat itu, amphetamine digunakan oleh militer dalam peperangan. Efek stimulansia yang dihasilkan oleh amphetamine ini digunakan untuk membantu prajurit agar tetap siaga selama berjam-jam. Pada tahun 1950-1953, amphetamine diberikan kepada pasukan Amerika dalam perang di Korea.
Amina rantai panjang dan turunannya telah diketahui memiliki banyak kegunaannya antara lain sebagai pelembut pakaian (Reck, 1962) juga dapat digunakan sebagai anti iritasi pada shampoo yang mengandung natrium laurelsulfat dan zinc piridinthione (Gerstein, 1977). Oktadekilamin juga dapat digunakan bersama dengan lemak sebagai obat dan bersifat spesifik artinya tidak berbahaya bagi manusia (Banerjee, 2007). Turunan oleilamina dan stearilamina dapat menggantikan zink dialkil ditiofosfat sebagai bahan pelumas (Kocsis, 2010). Senyawa amina rantai panjang dapat dibuat dengan cara hidrogenasi rantai panjang dengan katalis nikel atau kobalt dengan tekanan sebesar 100-500 Psi (Allain, 1983).
Pengubahan asam organik menjadi amina juga telah dilaporkan melalui proses batch atau kontinyu memakai logam oksida sebagai katalis seperti campuran oksida nikel, aluminium dan kobalt, atau oksida Zn-Cr atau Zn-Al2O3, alkali Cu-Cr, ZnO atau Mn(CH3CO2)2 namun memerlukan suhu sekitar 280-360oC. Dilaporkan mula-mula asam lemak diubah menjadi nitril selanjutnya senyawa nitril tersebut dihidrogenasi menjadi senyawa amina. Ketika reaksi asam lemak dengan amoniak berlangsung terjadi juga pembentukan senyawa amida menjadi nitril pada reaksi kesetimbangan. (Billenstein, 1984).


BAB II
PEMBAHASAN
1.1.    Proses Aminasi Dalam Sintesis Amphetamine Industri
1.1.1.  Kegunaan dan Sifat Fisika Kimia Amphetamine
Amphetamine atau amphetamine juga dikenal sebagai alpha-methyl-phenethylamine, phenyl-isopropylamine, beta-phenyl-isopropylamine dan Benzedrine adalah stimulan yang biasa digunakan untuk mengobati Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada remaja dan anak-anak. Selain itu, juga digunakan untuk pengobatan simptomatis dari traumatic brain injury dan gejala mengantuk karena narcopelsy serta chronic fatigue syndrome. Pada awalnya, senyawa ini dikenal dapat digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan untuk kontrol berat badan. Saat ini, obat tersebut ilegal untuk diedarkan
Amphetamine merupakan cairan tak berwarna dengan bau amina dan mudah larut dalam air (1:50) serta larut dalam alkohol. Bentuk basa mudah menguap pada suhu kamar dan telah digunakan sebagai inhalant, tetapi secara komersial tidak lagi tersedia di US. Amphetamine sulfate merupakan serbuk kristal putih dan tidak berbau serta sedikit berasa pahit. Amphetamine sulfate memiliki kelarutan tinggi dalam air (1:9) dan sedikit larut dalam alkohol (sekitar 1:500).  Struktur Kimia Amphetamine (1-phenylpropan-2-amine)

1.1.2.  Sintesis Amphetamine
Senyawa amina dapat disintesis dalam satu tahap dengan mereaksikan keton atau aldehid dengan amonia atau suatu amina dalam sejumlah agen pereduksi. Proses ini dinamakan reaksi aminasi reduktif. Reduktif aminasi ini terjadi melalui penyerangan gugus karbonil oleh amina dan menghasilkan imina melalui reaksi adisi nukleofilik.
Langkah pertama adalah adisi nukleofilik pada gugus karbonil yang diikuti dengan transfer proton. Produk yang dihasilkan pada langkah pertama ini adalah hemiaminal atau sering disebut carbinolamine. Bentuk ini biasanya tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Reaksi yang kedua adalah eliminasi air dari hemiaminal sehingga terbentuklah senyawa imina. Kemudian bentuk imina ini direduksi dengan agen pereduksi seperti gas hidrogen dan palladium (H2/Pd), gas hidrogen dan platina (H­2/Pt), Natrium borohidrid (NaBH4) atau dengan lithium aluminium hidrida (LiAlH4) untuk membentuk senyawa amina.
            
                   (keton)
                    ( amina)
                                       (imina)
                                                          (reduktor)


                           (pruduk senyawa amina yang diinginkan)
                                    Gambar 1. Reaksi Aminasi Reduktif





Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan amphetamine secara aminasi reduktif adalah benzyl methyl keton. Senyawa benzyl methyl keton yang digunakan adalah phenil-2-propanone (P2P). Saat ini, P2P merupakan bahan kimia yang peredarannya sangat dibatasi karena kekhawatiran penyalahgunaan bahan ini sebagai starting material untuk pembuatan amphetamine.

               Phenil-2-Propanone
                     amonia
                                     carbinolamine
                                                             Bentuk imina
                                                                                       amphetamin 
                               Gambar 2. Reaksi Pembentukan Amphetamine


Selain reaksi aminasi reduktif, juga dikenal reaksi lain untuk pembuatan amphetamine. Reaksi tersebut antara lain adalah Leuckart Rection, Oxime Route, Phenylnitropropene Route.

a. Reaksi Leuckart
Dengan : [a]: 180-190°C; [b]: H2SO4/HCl (dilute); [c]: 90-125 °C. Dalam reaksi ini, kondisi reaksi dapat bervariasi. Belakangan ini, formamide dapat diganti dengan ammonium formate atau campuran ammonia dan asam format.

b. Rute Oxime
Cara ini dilakukan dengan mereaksikan benzyl methyl ketone dengan hydroxylamine untuk memberikan senyawa oxime. Senyawa oxime ini dapat dihidrogenasi untuk membentuk amphetamine. Dengan: [a]: Na (amalgamated), Na (absolute ethanol), LiAlH4, atau H2 dan Raney Nickel, nickel, iron, nickel plated zinc; [b]: 20-170°C, 1-130 atm.

c. Rute Phenylnitropropene
Rute ini terjadi melalui reaksi kondensasi antara benzaldehid dengan nitroethane menghasilkan 1-phenyl-2-nitropropene. Hidrogenasi pada ikatan rangkap dan reduksi berikutnya pada gugus nitro menghasilkan amphetamine. Dengan: [a]: LiAlH4, H2 dan Raney Nickel atau Pd/C; [b]: 20-100°C, 1-80 atm, CH3OH, C2H5OH, H2O/HCOOH, C2H5OH.

1.1.3.  Cara Pembuatan
Salah satu upaya sintesis amphetamine adalah dengan cara aminasi reduktif tekanan tinggi terhadap 1-phenil-2-propanone dengan menggunakan Raney Nickel. Prosedur pembuatan secara laboratorium adalah sebagai berikut:
Satu mol atau kurang lebih 134,2 gram phenyl-2-propanone dilarutkan ke dalam 500 ml methanol yang telah dijenuhkan dengan ammonia pada suhu 10oC (sekitar 94 gram atau 5,5 mol). Setelah penambahan Raney nickel dari 30 gram alloy, dilakukan hidrogenasi dalam autoclave yang dilengkapi dengan shaker atau pengaduk. Hidrogenasi ini dijalankan pada suhu 90oC dan tekanan 100atm. Setelah pengambilan hidrogen telah berhenti, tekanan diturunkan. Kemudian dilakukan penyaringan terhadap katalis dan dilakukan destilasi untuk penghilangan pelar tekanan diturunkan ut. Residu diasamkan dengan 20% HCl hingga pH 3. Pengotor non-basic (asam) diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter ini dibuang. Sedangkan larutan berair (fase air) dibasakan dengan larutan NaOH 40% dan diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter (berisi amphetamine base) dikeringkan dari tapak-tapak air dengan melewatkannya pada KOH. Pelarut eter diuapkan dan produk didestilasi untuk mendapatkan produk yang lebih murni (yield 90%) dengan b.p 92oC.
Amphetamine lebih baik disimpan dalam bentuk hidroklorida. Untuk mendapatkan bentuk hidroklorida, amphetamine base dilarutkan dengan pendinginan dalam alkohol jenuh HCl dalam jumlah berlebih. Dilakukan presipitasi dengan eter absolut untuk mendapatkan racemic DL amphetamine hydrochloride, mp 152oC.

1.1.4.  Diagram Alir
Berdasarkan prosedur sintesis amphetamine secara laboratorium, akan dilakukan scale-up skala industri untuk sintesis amphetamine. Untuk membawa sintesis amphetamine pada skala industri, dibuatlah perancangan melalui pembuatan diagram alir. Diagram alir ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan bahan baku, reaksi dan pemurnian dalam rangka mendapatkan produk yang diinginkan. Dari proses secara laboratorium, diagram alir sintesis amphetamine.








BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
1.      Reaksi aminasi adalah suatu Senyawa amina dapat disintesis dalam satu tahap dengan mereaksikan keton atau aldehid dengan amonia atau suatu amina dalam sejumlah agen pereduksi.
2.      Amphetamine atau amphetamine juga dikenal sebagai alpha-methyl-phenethylamine, phenyl-isopropylamine, beta-phenyl-isopropylamine dan Benzedrine adalah stimulan yang biasa digunakan untuk mengobati Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada remaja dan anak-anak.
3.      Amphetamine merupakan cairan tak berwarna dengan bau amina dan mudah larut dalam air (1:50) serta larut dalam alkohol.
4.      Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan amphetamine secara aminasi reduktif adalah benzyl methyl keton. Senyawa benzyl methyl keton yang digunakan adalah phenil-2-propanone (P2P).



DAFTAR PUSTAKA

AHFS Drug Information, 2005, Amphetamine, diakses dari : http://www.ashp.org/ahfs/first_rel/Revised-amphetamine_oct05.pdf, tanggal akses: 18 Mei 2007.
Mortensen, O V, 2006, Psychostimulants, diakses dari: http://pharmacology.medicine.pitt.edu/content/Course/Ole.ppt, tanggal akses: 18 Mei 2007.
Reductive Amination Review, diakses dari : http://designer-drugs.com/pte/12.162.180.114/dcd/chemistry/reductive.amination.html, tanggal akses: 18 Mei 2007.
United Nations Office Drug on Drugs and Crime, 2006, Recommended Methods for the Identification and Analysis of Amphetamine, Methamphetamine and Their Ring-Substituted Analogues in Seized Materials, diakses dari: http://www.unodc.org/pdf/scientific/stnar34.pdf, tanggal akses: 18 Mei 2007.
Verweij, Anthonie, 1989, Impurities in Illicit Drug Preparations: Amphetamine and Methamphetamine, diakses dari: http://designer-drug.com/pte/12.162.180.114/dcd/chemistry/meth.impurities3.html, tanggal akses: 19 Mei 2007.
Wikipedia, 2007, Amphetamine, diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Amphetamine, tanggal akses: 19 Mei 2007.

Minggu, 16 Maret 2014

TIPS MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH

   Memiliki tubuh yang sehat merupakan keinginan setiap orang termasuk anda. Dengan tetap sehat, mka aktivitas yang kita lakukan bisa berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita. Dengan Sehat pula, maka kita tidak harus mengeluarkan waktu dan biaya untuk membeli obat atau pergi ke rumah sakit. Jadi kita harus selalu bersyukur dengan nikmat kesehatan yang di berikan Tuhan YME kepada kita semua. Ada berbagai tips yang berhubungan dengan kesehatan dan daya tahan tubuh. Lalu, apa saja tips menjaga daya tahan tubuh agar selalu sehat tersebut...???

    Sahabat, tips kesehatan. Ukuran sehat yaitu ketika kita mampu menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit yang selalu menerpa seperti penyakit demam, flu, batuk dan lain-lain. Lalu bagaimana kita bisa menjaga daya tahan tubuh yang benar agar selalu sehat dan bugar setiap hari....???. Berikut ini tips kesehatan yaitu tips menjaga daya tahan tubuh agar selalu sehat :
  1. Istirahat yang cukup setiap harinya, merupakan salah satu faktor untuk menjaga daya tahan tubuh anda.
  2. Di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang tenang dan sehat juga. Maka usahakan selalu berpikiran positif terhadap segala masalah yang menerpa kita.
  3. Setiap pagi, usahakan selalu melakukan olahraga secara teratur. Ini bertujuan untuk menjaga kondisi tubuh agar selalu bugar dan sehat.
  4. Selalu memastikan bahwa makanan yang anda makan sudah higienis atau sudah di cuci dengan bersih atau dimasak dengan matang yang sempurna.
  5. Makanlah dengan porsi yang wajar jangan berlebihan. Di khawatirkan badan anda akan mengalami kegemukan dan riskan terkena penyakit yang terkait dengan kegemukan atau obesitas.
  6. Penuhi makanan yang berserat setiap harinya. Makanan yang berserat yaitu apel, wortel maupun kacang-kacangan. Fungsi makanan berserat ini yaitu menjaga tubuh dari serangan bakteri.
  7. Penuhi kebutuhan vitamin D. Karena vitamin D ini berfungsi untuk menstimulus sel imun untuk menghalau virus dan bakteri. Vitamin D dapat ditemukan pada sinar matahari, telur, hati dan ikan.